Cara Kelola Sampah Anorganik Lunak dan Keras Melalui 5R
Konsep 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Repair, Refuse) adalah cara yang dapat dilakukan untuk mengelola sampah anorganik dengan lebih efektif, baik limbah keras anorganik maupun limbah lunak anorganik. Berikut penjelasan rincinya:
Apa Saja Contoh Limbah Keras Anorganik?
Melansir buku berjudul ‘Limbah’ Terbitan CV Media Sains Indonesia, limbah keras anorganik merupakan limbah keras kering yang tidak mudah membusuk. Contoh limbah keras anorganik adalah plastik wadah pembungkus makanan, plastik mainan, kertas, botol dan gelas minuman, kayu, kaleng, dan masih banyak lagi.
Jenis limbah keras ini tidak dapat terurai seperti limbah organik. Namun, limbah keras anorganik dapat dimanfaatkan menjadi limbah komersial atau limbah yang bisa dijadikan produk lainnya yang laku dijual.
Kerajinan Limbah Anorganik Apa Saja?
Meskipun limbah keras anorganik menjadi salah satu ancaman bagi bumi kita, namun ternyata saat ini sudah banyak pihak yang memerhatikan manajemen limbah keras anorganik.
Recycle (Mendaur Ulang)
Recycle adalah upaya mendaur ulang contoh limbah keras anorganik maupun limbah lunak anorganik agar bisa digunakan kembali sebagai bahan pembuatan produk baru. Misalnya dengan mengumpulkan botol plastik, kaleng aluminium, kertas, dan sebagainya untuk didaur ulang.
Tari Kecak Memiliki Pola Lantai Berbentuk Apa? Ini Jawaban dan Sejarahnya
Pemanfaatan limbah keras anorganik dapat membantu mengurangi ancamannya bagi lingkungan kita. Berikut beberapa manfaat yang bisa diambil dari limbah keras anorganik.
Manfaat limbah keras anorganik yang pertama adalah sebagai bahan dasar kerajinan tangan. Pemanfaatan ini sering kita kenal dengan sebutan handicraft.
Beberapa jenis handycraft yang memanfaatkan limbah keras anorganik memiliki nilai ekonomis yang bervariasi, bahkan ada yang bernilai tinggi. Beberapa barang yang bisa dimanfaatkan adalah plastik wadah makanan dan minuman, botol plastik, gelas plastik, kaca, hingga kaleng.
Adapun, contoh kerajinan limbah keras anorganik adalah handicraft yang bisa dibuat, seperti bunga plastik untuk hiasan dan mainan anak.
Manfaat limbah keras anorganik yang kedua adalah untuk pembuatan bahan daur ulang. Biasanya dibutuhkan bahan limbah keras plastik yang dikumpulkan kemudian didaur ulang menjadi berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan.
Pemanfaatan berupa pendauran ulang limbah keras plastik ini dapat mengurangi penumpukan limbah keras organik yang ada. Tentu saja hal ini sangat memiliki dampak positif bagi bumi kita juga.
Reusable adalah istilah di mana limbah keras anorganik (yang tidak bisa terurai) tidak perlu dibuang. Artinya, barang tersebut dapat digunakan kembali tanpa harus membuangnya.
Contoh barang anorganik yang dapat digunakan kembali adalah kardus bekas barang elektronik yang bisa kita manfaatkan, seperti wadah barang bekas lainnya di rumah, tempat makan, botol minum, plastik bekas belanja, dan masih banyak lagi.
Manfaat limbah keras anorganik yang terakhir ternyata dapat menghasilkan uang. Selain bisa dijadikan sebagai bahan kerajinan tangan yang bisa dijual, limbah keras anorganik juga bisa anda jual tanpa perlu diolah.
Contoh limbah keras anorganik yang bisa dijual tanpa harus diolah terlebih dahulu adalah koran bekas, aki bekas, botol plastik bekas, serta material dapur seperti kulkas bekas. Caranya cukup mudah, Anda hanya perlu menukar limbah keras anorganik tadi ke pengepul barang bekas.
Penukaran barang tadi tentu akan mendapatkan kompensasi berupa uang tunai, sesuai dengan berat jumlah limbah keras anorganik yang ditukar. Meskipun harganya tidak seberapa, namun hal ini tentunya dapat membantu mengurangi kerusakan lingkungan sekitar akibat limbah keras anorganik.
Itulah beberapa manfaat limbah keras anorganik yang bisa kita upayakan demi mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Kalau bukan kita yang menjaga bumi dari sekarang, siapa lagi? Mari lestarikan untuk generasi mendatang!
Editor: Puti Aini Yasmin
Repair (Memperbaiki)
Repair adalah upaya untuk memperbaiki barang yang rusak agar bisa digunakan kembali. Bisa dengan memperbaiki sepatu yang rusak, memperbaiki kulkas bekas, dan lain sebagainya.
Terakhir, refuse adalah upaya untuk menolak menggunakan material anorganik yang tidak ramah lingkungan. Misalnya dengan menolak menggunakan kantong plastik, menghindari produk-produk yang menggunakan bahan-bahan berbahaya, dan lain-lain.
Pengelolaan limbah adalah aspek penting dalam konsep sustainability (keberlanjutan lingkungan). Karena itu, setiap industri maupun unit usaha wajib melakukan pengelolaan limbah sebagai bagian dari sistem manajemen lingkungan.
Mutu International menyediakan layanan sertifikasi ISO 14001 terkait Sistem Manajemen Lingkungan (SML) di ruang lingkup industri atau unit usaha lain. Untuk memastikan pengelolaan contoh limbah keras anorganik maupun limbah lunak anorganik di unit usaha Anda sudah sesuai regulasi.
Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam bidang Pengujian, Inspeksi, dan Sertifikasi, serta menjadi mitra terpercaya bagi lebih dari 3.000 perusahaan, tim tenaga ahli profesional Mutu International siap membantu perusahaan Anda.
Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Sonora.ID - Limbah anorganik adalah salah satu jenis limbah yang sulit terurai secara alami oleh mikroorganisme pengurai dan sumbernya bukan dari makhluk hidup.
Limbah anorganik dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah lunak anorganik dan limbah keras anorganik.
Limbah lunak anorganik merupakan limbah yang bersifat lentur, lunak, dan mudah dibentuk. Sedangkan, limbah keras organik merupakan limbah yang mengandung bahan yang kuat sehingga tidak mudah untuk dihancurkan.
Limbah ini hanya dapat dihancurkan dengan menggunakan teknologi tertentu seperti dengan cara penghancuran, pemanasan atau pembakaran.
Dalam artikel ini pun kita akan membahas secara khusus mengenai contoh limbah keras anorganik dan pemanfaatannya menjadi kerajinan tangan.
Baca Juga: 30 Contoh Limbah Cair di Lingkungan Sekitar, Apa Saja Ya?
Contoh Limbah Keras Anorganik
Contoh limbah keras anorganik di antaranya adalah sebagai berikut.
Contoh Pemanfaatannya Menjadi Kerajinan Tangan
13 Desember 2024 22:30 WIB
13 Desember 2024 18:57 WIB
13 Desember 2024 18:20 WIB
13 Desember 2024 18:15 WIB
JAKARTA, iNews.id – Limbah keras anorganik kerap berada di mana saja. Penampakan limbah anorganik di lingkungan sekitar memang cukup mengganggu apalagi kalau sampai menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.
Namun, saat ini sudah banyak upaya untuk memanfaatkan limbah anorganik guna mengurangi dampak buruk bagi lingkungan. Sebelum membahas pemanfaatan limbah keras anorganik, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu apa itu limbah keras anorganik.
Contoh Limbah Keras Anorganik
Setelah memahami apa saja contoh limbah lunak anorganik di lingkungan sekitar, kenali pula apa saja contoh jenis limbah keras anorganik yang banyak dijumpai. Berikut adalah poin-poinnya:
Kaleng dari bahan logam adalah salah satu contoh jenis limbah keras anorganik yang kerap dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari. Kaleng logam terbuat dari material logam seperti baja ringan atau aluminium yang telah diolah dengan proses khusus.
Limbah kaleng logam yang dibuang secara tidak teratur dapat menyebabkan masalah lingkungan maupun masalah kesehatan organisme. Pasalnya, sampah kaleng bekas yang menimbulkan karat dapat mengganggu kesuburan tanah dan lingkungan.
Pecahan keramik merupakan salah satu contoh limbah keras anorganik biasanya berasal dari barang-barang berbahan keramik seperti piring, mangkuk, dan gelas yang pecah atau rusak, hingga potongan pekerjaan konstruksi bangunan.
Selain mencemari lingkungan, pecahan keramik juga dapat membahayakan hewan dan manusia yang terpapar olehnya, terutama jika tidak sengaja terinjak pecahan keramik yang tajam. Pecahan keramik yang dibuang sembarangan juga dapat mengganggu secara estetika, dan butuh waktu lama untuk terurai.
Contoh jenis limbah keras anorganik selanjutnya adalah pecahan kaca. Pecahan kaca biasanya berasal dari barang-barang seperti botol, kaca jendela, dan peralatan rumah tangga lainnya yang pecah atau rusak.
Sama seperti pecahan keramik, limbah pecahan kaca yang dibuang di sembarang tempat dikhawatirkan dapat membahayakan hewan dan manusia apabila terinjak atau mengenai bagian tubuh. Pecahan kaca juga sangat sulit terurai dalam tanah.
Besi bekas adalah salah satu contoh limbah keras anorganik yang juga kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Besi bekas biasanya berasal dari barang-barang seperti mobil bekas, peralatan listrik bekas, dan perkakas bekas berbahan besi lainnya.
Di antara contoh limbah anorganik lain, material besi adalah salah satu jenis limbah yang berbahaya karena bersifat korosif. Korosif adalah salah satu karakteristik dari limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun), sehingga dapat berdampak buruk bagi lingkungan maupun organisme (makhluk hidup).
Pola Lantai Horizontal: Pengertian, Contoh dan Bentuknya Lengkap
Contoh Limbah Lunak Anorganik
Agar lebih memahami perbedaan antara limbah lunak dan limbah keras anorganik, sebaiknya kenali apa saja contoh limbahnya di lingkungan. Berikut ini beberapa di antaranya:
Kertas adalah salah satu contoh limbah lunak anorganik yang sering dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari. Kertas merupakan produk yang dibuat dari serat-sertifikasi yang berasal dari kayu atau limbah kertas hasil daur ulang.
Limbah kertas dapat menyebabkan masalah lingkungan ketika dibuang secara tidak bertanggung jawab. Selain itu, limbah kertas yang terakumulasi dalam jumlah besar dapat menjadi sumber masalah seperti kebakaran, pencemaran udara dan juga pencemaran tanah.
Kardus adalah produk kertas yang materialnya lebih tebal dan biasanya digunakan untuk membuat kotak atau wadah. Kardus seringkali digunakan untuk mengemas produk seperti barang elektronik, makanan dan minuman, dan lain sebagainya.
Limbah kardus yang dibuang dapat menyebabkan masalah lingkungan, seperti pencemaran air, pencemaran tanah, atau menjadi sarang berkembangnya mikroorganisme berbahaya. Selain itu, kardus juga dapat menjadi sumber kebakaran jika terakumulasi dalam jumlah besar.
Plastik adalah salah satu jenis limbah lunak anorganik yang paling banyak dihasilkan di dunia. Plastik adalah bahan sintetis yang terbuat dari minyak bumi, gas alam, dan bahan kimia lainnya, serta memiliki sifat yang sulit diurai oleh alam dan dapat berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Limbah plastik dapat mencemari lingkungan dan dapat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Bahkan, plastik yang terbuang di laut juga dapat membahayakan kehidupan biota laut dan dapat mencemari makanan yang dikonsumsi manusia.
Kain adalah bahan tekstil yang dibuat dari serat seperti kapas, wol, sutera, ataupun bahan sintetis. Limbah kain seringkali dihasilkan dalam bentuk pakaian yang sudah tidak digunakan lagi atau kain yang sudah rusak.
Limbah kain juga dapat mencemari lingkungan jika tidak dibuang dengan benar. Selain itu, produksi kain juga dapat berdampak buruk terhadap lingkungan karena memerlukan penggunaan air dan bahan kimia yang banyak, serta menghasilkan limbah berbahaya seperti logam berat dan bahan kimia yang sulit terurai.
Perbedaan Limbah Lunak dan Limbah Keras Anorganik
Limbah anorganik adalah jenis produk buangan atau zat sisa yang sulit atau tidak dapat terurai secara alami. Jenis limbah anorganik umumnya terbuat dari bahan-bahan seperti plastik, logam, kaca, dan kertas, yang bukan berasal dari organisme atau makhluk hidup.
Berdasarkan karakteristik atau sifat materialnya, limbah anorganik dapat dibedakan lagi menjadi 2 kategori, yaitu limbah lunak dan limbah keras anorganik. Berbagai contoh limbah lunak anorganik memiliki material yang bersifat lentur atau lunak. Sebaliknya, contoh limbah keras anorganik materialnya lebih kuat dan sulit dihancurkan.
Karena karakteristiknya berbeda, maka metode pengelolaannya juga bisa berbeda-beda. Jadi, kenali seperti apa sifat dari masing-masing materialnya terlebih dahulu agar bisa menentukan metode pengolahan seperti apa yang paling tepat.